Jumat, 26 September 2008

Ketupat Lebaran...

Ramadhan bentar lagi pergi. Memasuki detik-detik terakhir, suasana idul fitri makin menggedor-gedor hati. Yang sibuk itikaf, siang malam menyemarakkan masjid. Tapi yang demen tampil trendi di saat silaturahmi, nggak sayang-sayang ngebelanjain duit gajian plus THR di mal atawa butik-butik ternama.

 

Lebaran seolah jadi tradisi untuk menunjukkan penampilan baru, bukan cuma secara fisik yang digambarkan dengan pakaian atau sandal  'teranyar', tapi lebih bagus lagi imbas dari penempaan sebulan melalui kewajiban melaksanakan puasa sebagai modal perubahan menjalani kehidupan kedepan. Karena, kata orang alim, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

 

Lebaran bukanlah fenomena, tapi tidak juga dilema. Lebaran adalah hari dimana kita bisa saling memaafkan secara massal. Begitu selesai shalat ied, biasanya antaranggota keluarga saling berangkulan mengakui kesalahan, selanjutnya menyampaikan permohonan maaf, begitu juga terhadap teman-kerabat. Meski pada hakekatnya, kapan pun, dimanapun, jika seseorang melakukan kesalahan, idealnya harus mengakui kesalahan dan meminta maaf saat itu juga. Tapi inilah istimewanya lebaran. Dalam arti sebenarnya, lebaran yang bahasa 'sono'nya idul fitri, dan diterjemahkan secara bebas oleh penulis 'kembali pada kesucian'. Bisa menjadi waktu yang pas bagi mereka yang 'malu-malu' untuk mengakui kesalahannya saat kejadian berlangsung. Walaupun harus menunggu sekian bulan, ternyata tidak menjadi beban karena kesempatan itu 'akhirnya datang juga'.

 

Sekali lagi, lebaran tinggal menghitung hari. Bagi yang belum bersiap untuk menyambutnya. Tidak ada salahnya untuk segera berkemas. Seandainya sudah ready dari awal, nggak ada salahnya nyebar undangan untuk menggelar halal-bihalal dengan rekan-sahabat-teman seangkatan. Satu yang harus diingat dan jangan sampai kelupaan, sediakan ketupat lebaran sama lauk pendampingnya, kalau nggak semur daging, sayur lodeh, so-un atau lainnya. Ok, selamat berlebaran, MINAL AIDIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR dan BATHIN!

 

Salam,

Oman

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar