Kamis, 27 November 2008

Pengen Nulis

Nggak tau apa yang mau ditulis. sekadar corat-coret karena ngerasa kepanggil pas lihat milis temen-temen dengan komen seru-seru.
Sejujurnya, ampe paragraf kedua ini, saya masih bingung mo nulis apa. Pengen cerita-cerita ngikutin gayanya Amali kayaknya nggak bisa, jam terbangnya beda. Kawan satu ini sudah menguasai ruang dan waktu lewat jaringan gelombang centrifugal atawa longitudinal, gitu kata anak-anak fisik yang emang sejak zaman ganu, waktu sebagian dari kita masih pake sepatu merek bigboss ampe trus ningkat ke Puma (sorry soalnya dulu nggak pernah pake Dr Marten-docmar-), udah bekutet di istilah ama teori tadi.
Balik lagi ke apa yang mo ditulis, ternyata emang nggak gampang. perlu keberanian buat ngungkapin keinginan dalam bentuk rangkaian kata-kata. Setuju kalo ada yang nyaranin, coba aja belajar ke Fajar karena dia saban hari ketemuan ama huruf-huruf di tuts keyboardnya. tapi pegimana caranya ngubungin orang super sibuk ini?
Kepaksa nyusun kalimat sendiri, sejak kecemplung di jaringan maya karena digeret-geret Irwan WK sang moderator, sepertinya baru kemaren ninggalin bangku SMA. Jadi kebayang waktu diusir keluar ruangan ama guru PMP  gara-gara 'nyingsot' di kelas. Atawa jadi comblangnya temen-temen pas ada yang 'ngincer' anak baru ketika Masa Orientasi Studi (MOS) hanya karena pegang jabatan sebagai  dewan kehormatan.
Ho-ho (Agung Nugroho) pasti inget waktu ngadepin  anak baru yang  nangis karena nggak rela ''kuncir seupritnya' digunting. Atau ngojok-ngojokin rekan yang kepincut berat ama murid baru, ampe nyari akal supaya 'mahluk manis' tadi bisa dimarahin dewan kehormatan, trus ada rekan yang pura-pura ngebelain si junior, malah pake acara gebrak-gebrakan meja cuma untuk dapetin perhatian si cewek kalo kakak kelasnya ada yang jadi 'pahlawan kesorean'. Kalo pun akhirnya yang apes 'dewan kehormatan' karena dibenci gara-gara sok kuasa, tapi hati ini kayaknya lega begitu ngeliat ada yang udah jadian trus mojok pacaran di kantin kenangan.
Wuaah, udah ampe bepuluh-puluh detik, nih tulisan nggak beres juga. Ketimbang kagak jadi-jadi, kayaknya musti pamit segera. Padahal masih pengen nyapa anak-anak Fisik, Bio, Sos dan Budaya yang namanya ada di 'Tinta'.
Ketimbang-ketimbang, kayaknya harus kayaknya.....
Oman
 
    
 

Rabu, 26 November 2008

Kisah Gadis Kecil dan Hasan Al Bashri

S ore itu Hasan al-Bashri sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Rupanya ia sedang bersantai . Tak lama setelah ia duduk bersantai, lewat jenazah dengan iring-iringan pelayat di belakangnya. Di bawah keranda jenazah yang sedang diusung berjalan gadis kecil sambil terisak-isak. Rambutnya tampak kusut dan terurai, tak beraturan.

Al-Bashri tertarik penampilan gadis kecil tadi. Ia turun dari rumahnya dan turut dalam iring-iringan. Ia berjalan di belakang gadis kecil itu. Di antara tangisan gadis itu terdengar kata-kata yang menggambarkan kesedihan hatinya. "Ayah, baru kali ini aku mengalami peristiwa seperti ini." Hasan al-Bashri menyahut ucapan sang gadis kecil, "Ayahmu juga sebelumnya tak mengalami peristiwa seperti ini."

Keesokan harinya, usai salat subuh, ketika matahari menampakkan dirinya di ufuk timur, sebagaimana biasanya Al-Bashri duduk di teras rumahnya. Sejurus kemudian, gadis kecil kemarin melintas ke arah makam ayahnya. "Gadis kecil yang bijak," gumam Al-Bashri. "Aku akan ikuti gadis kecil itu."

Gadis kecil itu tiba di makam ayahnya. Al-Bashri bersembunyi di balik pohon, mengamati gerak-geriknya secara diam-diam. Gadis kecil itu berjongkok di pinggir gundukan tanah makam. Ia menempelkan pipinya ke atas gundukan tanah itu. Sejurus kemudian, ia meratap dengan kata-kata yang terdengar sekali oleh Al-Bashri.

" Ayah, bagaimana keadaanmu tinggal sendirian dalam kubur yang gelap gulita tanpa pelita dan tanpa pelipur? Ayah, kemarin malam kunyalakan lampu untukmu, semalam siapa yang menyalakannya untukmu? Kemarin masih kubentangkan tikar, kini siapa yang melakukannya, Ayah? Kemarin malam aku masih memijat kaki dan tanganmu, siapa yang memijatmu semalam, Ayah? Kemarin aku yang memberimu minum, siapa yang memberimu minum tadi malam?

Kemarin malam aku membalikkan badanmu dari sisi yang satu ke sisi yang lain agar engkau merasa nyaman, siapa yang melakukannya untukmu semalam, Ayah?" "Kemarin malam aku yang menyelimuti engkau, siapakah yang menyelimuti engkau semalam, ayah? Ayah, kemarin malam kuperhatikan wajahmu, siapakah yang memperhatikan tadi malam Ayah? Kemarin malam kau memanggilku dan aku menyahut penggilanmu, lantas siapa yang menjawab panggilanmu tadi malam Ayah? Kemarin aku suapi engkau saat kau ingin makan, siapakah yang menyuapimu semalam, Ayah? kemarin malam aku memasakkan aneka macam makanan untukmu Ayah, tadi malam siapa yang memasakkanmu? "

Mendengar rintihan gadis kecil itu, Hasan al-Bashri tak tahan menahan tangisnya. Keluarlah ia dari tempat persembunyiannya, lalu menyambut kata-kata gadis kecil itu. "Hai, gadis kecil! jangan berkata seperti itu. Tetapi, ucapkanlah, "Ayah, kuhadapkan engkau ke arah kiblat, apakah kau masih seperti itu atau telah berubah, Ayah?

Kami kafani engkau dengan kafan yang terbaik, masih utuhkan kain kafan itu, atau telah tercabik-cabik, Ayah? Kuletakkan engkau di dalam kubur dengan badan yang utuh, apakah masih demikian, atau cacing tanah telah menyantapmu, Ayah?"

"Ulama mengatakan bahwa hamba yang mati ditanyakan imannya. Ada yang menjawab dan ada juga yang tidak menjawab. Bagaimana dengan engkau, Ayah? Apakah engkau bisa mempertanggungjawab kan imanmu, Ayah? Ataukah, engkau tidak berdaya?"

"Ulama mengatakan bahwa mereka yang mati akan diganti kain kafannya dengan kain kafan dari sorga atau dari neraka. Engkau mendapat kain kafan dari mana, Ayah?"

"Ulama mengatakan bahwa kubur sebagai taman sorga atau jurang menuju neraka. Kubur kadang membelai orang mati seperti kasih ibu, atau terkadang menghimpitnya sebagai tulang-belulang berserakan. Apakah engkau dibelai atau dimarahi, Ayah?"

"Ayah, kata ulama, orang yang dikebumikan menyesal mengapa tidak memperbanyak amal baik. Orang yang ingkar menyesal dengan tumpukan maksiatnya. Apakah engkau menyesal karena kejelekanmu ataukah karena amal baikmu yang sedikit, Ayah?"

"Jika kupanggil, engkau selalu menyahut. Kini aku memanggilmu di atas gundukan kuburmu, lalu mengapa aku tak bisa mendengar sahutanmu, Ayah?" "Ayah, engkau sudah tiada. Aku sudah tidak bisa menemuimu lagi hingga hari kiamat nanti. Wahai Allah, janganlah Kau rintangi pertemuanku dengan ayahku di akhirat nanti."

Gadis kecil itu menengok kepada Hasan al-Bashri seraya berkata, "Betapa indah ratapanmu kepada ayahku. Betapa baik bimbingan yang telah kuterima. Engkau ingatkan aku dari lelap lalai."

Kemudian, Hasan al-Bashri dan gadis kecil itu meninggalkan makam. Mereka pulang sembari berderai tangis.



ﻪﺘﺎﻜﺮﺒﻮ ﷲﺍﺔﻤﺤﺭﻮ ﻡﻜﻴﻠﻋ ﻢﻼﺴﻠﺍﻮ  

 

 

Wassalam,

Deni Handhoko

EkaNawa plus Amoeba


Jawaban Sederhana Penuh Makna

Oleh : Dede Farhan Aulawi

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus
Tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang
Sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik - rintik
Selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini. Di kala tangan sedikit
Berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang
Bakso dorong lewat.

Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan
Beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau
Bakso ?
"Mauuuuuuuuu. ..", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ...
Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya
Membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu
Disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue
Semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.
"Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan ? Barangkali
Ada tujuan ?"

"I
ya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang
Sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya
Ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak Orang
Lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita - cita penyempurnaan
Iman ".

"Maksudnya... ?", saya melanjutkan bertanya.

"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan
Sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :
1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup
Sehari - hari Emang dan keluarga.
2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk
Melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi
Tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya
Yang ukuran sedang aja.
3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama
Yang
saya pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu,
Untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang
Besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di
Setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan
Sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17
Tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan
Ibadah haji.

Hatiku sangat...sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah
Jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki
Nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu
Memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali
Berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki. Terus saya
Melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut :
"Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang
Mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....".

Ia menjawab, " Itulah sebabnya Pak.
Saya justru malu kalau bicara soal
Mampu atau tidak mampu ini. Karena
arti mampu bukan hak pak RT atau
Pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI.
Kalau kita anggap diri kita orang yang mampu, maka insya Allah dengan segala Kuasaan dan kewenangannya Allah bakal kasih  kemampuan pada kita".

"Masya Allah...,sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso".

Sahabat....
Cerita ini sangat sederhana. Semoga memberi hikmah terbaik bagi kehidupan
Kita. Amin
 
Salam,
Fajar B (1.7,Bio1)
-----------------



Rabu, 19 November 2008

Galery, Ita Koleksi






Titipan dari nyonya nich, dia bilang gini

"A ini gambar yang dulu di pajang di blog juga dong, masa bio1 mulu"
Ya udach namanya juga sayang dari pada-dari pada pan mendingan-mendingan.
Maka nya jadi juga dech nich photo yang jadul di pasang.
Okeh met bernostalgia.
Salam,
Ita (1.7,Bio2) + Irwan (1.5,Bio1)

SANG ELANG

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan : Menunggu Kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan – suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang, berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Anda adalah elang-elang itu.

Perubahan pasti terjadi... karena yang abadi di dunia ini adalah PERUBAHAN

Salam Ikhlas..

Dyah M (Bio1)

Selasa, 11 November 2008

Lapor...!

Assalamualaikum, wr.wb.
Cuman mo ngelaporin hasil halal bihalal dan temu alumni lintas angkatan di sekretariat ONE CENTER maren (9/11). Alhamdulillah, dari angkatan'89 hadir M.Irwan WK, Leli N, meski cuman sebentar banget karena kayaknya dapet undangan dari gedong putih dan Heni (Bio2) nyang ini ampe klar acara, eh ada atu lagi, namanya lupa, tuh anak malah jadi badutnya (tukang bawa-bawa acara). Trus kelanjutannya, kalo nurut kata ketua panitia sih (Bang Ajudin, angkatan 84), bakal ada kegiatan serupa tiap taonnya. Makanya buat temen-temen kalo emang lagi pada maen ke Giant trus bingung nyari tempat ngasoh. Please! mampir aja ke ONE CENTER, mo make tempat buat ngumpul juga nggak apa-apa.
Laporan selesai...

Wassalam,
Oman
 

Senin, 10 November 2008

Hasil Rapat, 8 November 2008

Dear all,
 
Yang hadir :
Decy (fis2),Irwan (bio1),Lely (bio1), Ita (bio2),Aida (sos1),Ananto (sos1),Isti (fis1), Intan (fis1), Ari Yusman (fis1), Resmi (sos3)
 
1. Kami dari pihak komunitas SMANSASI'89 telah membagikan blanko pengisian biodata ke masing2 perwakilan kelas, bagi yang tidak hadir akan kami kirim lewat email (japri) ini.
2. Kami berharap agar seluruh rekan2 yang sudah bergabung di milist ini turut serta untuk dapat melacak rekan2 yang belum ada biodatanya dan dapat menginformasikan kepada mereka bahwa kita telah memilki komunitas SMANSASI'89
3. Seluruh data yang sudah di dapat harap di informasikan ke masing2 perwakilan kelas dan juga langsung ke pusat data (lewat milist)
4. Untuk saat ini data kelas yang paling lengkap kami sudah dapatkan dari FISIK2 (tinggal 1 orang yang belum terlacak)
 

Salam,

Moderator

Irwan (1.5,Bio1)


Selasa, 04 November 2008

Undangan

Pariwara..., pengumuman...buat temen-temen angkatan'89. Kalo Minggu besok, 9 November 2008, pkl 14.00 teng! Ada acara halal bihalal semua angkatan Alumni SMAN I Bekasi, tempatnya di Sekretariat ONE CENTER,  di Pangkalan Bambu, belakang GIANT (pintu tol Bekasi Barat). Halo-halonya bakal di gegrawakin RADIO ONE CENTER di frekwensi 98.1 FM. Mudah-mudahan temen-temen pada bisa dateng, anggap aja pemberitahuan ini sebagai undangan dan ditunggu kehadirannya, terima kasih.

Salam,
Oman


UNDANGAN


Dear all,

Mohon kesediaannya kepada rekan2 untuk rapat resmi komunitas smansasi 89,


Tempat : Rumah Decy Wijaya (Fisik 2)
Pukul : 17.00 s/d selesai
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 November 2008


Topik :
1. Database
2. Reuni
3. Dana Sosial


Peserta :
1. Panitia Reuni
2. Para Wakil Kelas :
Fisik 1 : Ari Yusman + Argo Rino
Fisik 2 : Nunung + Bondan
Bio 1 : Fajar + Agung
Bio 2 : Deny Handoko + Susanti Eko
Bio 3 : Maela Santi
Bio 4 : Bawuk Fitri + Waskito
Sos 1 : Aida M + Ananto
Sos 2 : Hartono + Arbana
Sos 3 : Cecep + Resmi
Budaya : ???


Mengingat pentingnya acara tersebut, maka diharapkan kehadirannya.

Salam,
Irwan (1.5,Bio1)